Catatan Perjalanan :
Keliling
Setengah Amerika
15.
New York, New York
Hari
Kamis pagi, tanggal 6 Juli 2000, matahari sudah agak tinggi
sebelum kami meninggalkan hotel untuk mulai mengarungi belantara
kota New York. Melihat keluar dari jendela hotel di lantai 9,
yang tampak malah dinding-dinding gedung tinggi. Cahaya matahari
hanya menyelusup di celah-celahnya. Rupanya kami sedang berada di
sebuah sudut kecil dari belantara kota New York, tepatnya
di wilayah Manhattan. Inilah belantara kota yang banyak ditumbuhi
oleh gedung-gedung tinggi.
Sekitar
jam 9:30 pagi kami keluar dari hotel, mulai dengan berjalan kaki
menyusuri jalan 55th Street, lalu masuk ke jalan 7th
Avenue menuju ke Times Square. Mengikuti saran dari banyak orang
agar lebih leluasa menyusuri kota New York, maka kami memilih
untuk tidak menggunakan kendaraan sendiri. Tadi malam setiba di
hotel, mobil langsung saya titipkan ke tempat penitipan mobil
yang sudah menjadi bagian dari layanan hotel, meskipun perlu
membayar biaya parkir tambahan.
Tidak
sebagaimana hotel-hotel di tempat lain, di Manhattan hotel hanya
merupakan sebuah bangunan yang tumbuh ke atas tanpa menyisakan
ruang yang cukup leluasa di sekitarnya, hingga terkesan
berhimpit-himpitan dengan bangunan di sekitarnya. Karena itu
hotel tidak menyediakan halaman parkir. Selain itu jika saya
nekad menyusuri mengendarai kendaraan sendiri juga akan
menyulitkan. Selain karena padat dan semrawutnya lalu lintas,
juga menemukan tempat parkir adalah bukan hal yang mudah,
khususnya di wilayah Manhattan. Belum lagi kekhawatiran akan dijahilin
orang.
Mempertimbangkan
hal tersebut, maka menitipkan kendaraan selama kami berada di
kota New York dirasa akan lebih aman dan nyaman, serta lebih
effisien dalam hal penghematan waktu. Mengemudikan kendaraan
dengan menyusuri semrawutnya jalan-jalan kota New York tentu
perlu energi tersendiri, dan pasti akan lebih menyita waktu serta
tidak fleksibel untuk kesana-kemari.
Oleh
karena itu berjalan kaki adalah pilihan yang saya anggap paling
tepat untuk menikmati kota New York, lengkap dengan arsitektur
bangunan kota maupun kehidupan masyarakatnya. Selanjutnya saya
akan menggunakan jasa wisata kota (city tour), meskipun untuk itu
perlu dianggarkan biaya yang cukup mahal. Kalaupun tidak ingin
menggunakan jasa ini, menggunakan taksi juga bukan hal yang
sulit. Selain itu, jasa angkutan kereta bawah tanah (subway) juga
dapat menjadi pilihan.
***
New
York City (selanjutnya saya sebut dengan kota New York saja)
terletak di sebuah semenanjung kecil di ujung tenggara dari
wilayah negara bagian yang juga bernama New York. Kota New York
sendiri sebenarnya terdiri dari lima wilayah kecil atau semacam
Kecamatan (yang disebut borough) yang nama-namanya sudah
sering kita dengar, yaitu Manhattan, Brooklyn, Queens, the Bronx
dan Staten Island.
Manhattan
adalah salah satunya yang paling dikenal orang. Jika orang-orang
New York (yang disebut New Yorker) menyebut the city, maka
yang dimaksudkan adalah wilayah Manhattan, bukan keempat wilayah
lainnya. Wilayah Manhattan ini sendiri sebenarnya terpisah dari
daratan di sekitarnya oleh adanya tiga sungai, yaitu sungai
Hudson yang paling lebar berada di sebelah barat, sungai East di
sebelah timur dan sungai Harlem membelah di sisi utara.
Sistem
jalan-jalan di New York sebenarnya tidak rumit. Membentang arah
utara-selatan adalah jalan-jalan utama mulai First Avenue di
sebelah timur hingga Tenth Avenue di sebelah barat, dengan Fifth
Avenue membelah di tengah-tengahnya membagi wilayah timur dan
barat. Membentang arah timur-barat tegak lurus memotong kesepuluh
Avenue tersebut adalah puluhan bahkan ratusan jalan penghubung
yang antara lain dinamai jalan 1st, 2nd, 3rd,
4th, 5th Street, dst. mulai dari sebelah
selatan hingga entah Street ke berapa ratus di sebelah
utara. Umumnya jalan-jalan tersebut merupakan jalur satu arah.
Di
tengah-tengah Manhattan ini terdapat sebuah taman kota yang
sangat luas yang bernama Central Park. Jika disebut downtown
di wilayah Manhattan, maka tidak dengan sendirinya yang
dimaksudkan adalah pusat kota, melainkan adalah wilayah bagian
selatan Manhattan atau mudahnya dari Central Park ke arah
selatan. Sedangkan uptown adalah wilayah dari Central Park
ke utara.
Uniknya,
ada sebuah jalan yang sangat terkenal yang membelah diagonal dari
sisi tenggara menuju ke barat laut, yaitu jalan Broadway. Menurut
sejarahnya jalan Broadway ini merupakan bekas rute perlintasan
suku Indian. Tempat di mana jalan Broadway ini memotong Avenue,
maka terbentuklah daerah-daerah yang dikenal dengan nama square
atau circle.
Sebagai
contoh, tempat dimana Broadway memotong Fourth Avenue di sebelah
selatan disebut dengan Union Square. Lalu yang memotong Fifth
Avenue di sebelah utaranya disebut Madison Square, yang memotong
Sixth Avenue disebut Herald Square, yang memotong Seventh Avenue
disebut Times Square, dan yang memotong Eight Avenue disebut
Columbus Circle. Madison Square dan Times Square adalah yang
paling dikenal orang.
***
Berjalan
kaki menyusuri kota New York dari Seventh Avenue hingga Times
Square, kami langsung berada di tengah-tengah kepadatan lalu
lintas kendaraan maupun pejalan kaki. Menyatu dengan para pejalan
kaki bergelombol di ujung perempatan jalan, lalu
berbondong-bondong menyeberang saat kendaraan berhenti. Demikian
seterusnya berpindah dari satu perempatan menuju ke perempatan
jalan berikutnya.
Jarak
antara tiap-tiap perempatan atau blok tidak terlalu jauh.
Sepanjang jalan itu pula bangunan-bangunan tinggi menjulang ke
angkasa dengan dominasi pemandangan pertokoan yang didekorasi
secara sangat atraktif, paling tidak dengan tampilan yang berbeda
dibandingkan dengan umumnya pertokoan di kota lain.
Taksi-taksi
yang berwarna khas kuning (karena itu disebut dengan yellow
cab) bertebaran di sepanjang jalan-jalan kota New York. Dari
ketinggian puncak gedung Empire State, tampak gerombolan taksi
kuning ini layaknya sedang ada arak-arakan kampanye Golkar.
Rasanya benar kalau orang mengatakan ada jutaan taksi
berseliweran di New York setiap saat. Seperti yang sering tampak
dalam film-film layar lebar dengan setting kota New York
dan taksi kuningnya. Memudahkan bagi siapa saja yang ingin
menggunakan jasanya.
Meskipun
demikian, pemerintah kota New York mengingatkan agar para calon
penumpang taksi memperhatikan tulisan tentang hak-hak penumpang
terhadap taksi sebagaimana yang selalu terpasang di setiap taksi.
Ini adalah kata lain untuk memperingatkan bahwa terkadang ada
sopir taksi yang suka nakal terhadap penumpang yang belum biasa
bertaksi di New York. Sesuai ketentuan pemerintah kota New York,
bahwa setiap penumpang taksi berhak untuk minta diantarkan
kemanapun tujuannya di kota New York, tidak tergantung jarak dan
lokasi tujuan. Karena itu jangan biarkan sopir taksi yang
mendikte penumpang tentang arah dan tujuannya.
Alternatif
sarana angkutan lainnya adalah kereta bawah tanah. Di berbagai
sudut kota banyak dijumpai tangga menurun yang menuju ke stasiun
kereta bawah tanah. Kereta bawah tanah di New York, yang disebut subway
merupakan salah satu kereta bawah tanah tertua di dunia setelah
yang ada di London, Inggris. Meskipun dahulu jalur kereta bawah
tanah New York ini pernah terkenal karena tidak aman, tetapi kini
pemerintah setempat meyakinkan bahwa angka kriminalitas di jalur subway
ini sangat menurun. Meskipun tentu saja tetap diperlukan
kewaspadaan.
Jalur-jalur
subway yang panjang totalnya mencapai 237 mil (sekitar 380
km) menjangkau wilayah yang sangat luas dan memang terkesan
rumit. Namun tanda-tanda petunjuk di setiap stasiun sebenarnya
mudah untuk diikuti. Meskipun demikian, disarankan kepada calon
penumpang yang belum terbiasa agar hendaknya terlebih dahulu
mempersiapkan rencana perjalanan sebaik-baiknya sebelum membeli
karcis. Ini dimaksudkan agar tidak bingung dan tersesat di
rute-rute yang simpang siur di bawah tanah yang akhirnya malah
memboroskan waktu dan biaya.
Kami
sendiri memilih menggunakan jasa wisata kota yang kami anggap
lebih mudah, lebih banyak kesempatan melihat pemandangan kota
serta lebih aman mengingat kami pergi bersama anak-anak. Pagi ini
kami akan segera memulai perjalanan menyusuri belantara hutan
beton. Beberapa lokasi pilihan sudah kami rencanakan untuk
dikunjungi. Pasti tidak cukup waktu kalau ingin mengunjungi semua
tempat dalam waktu hanya dua hari.
***
Tak
diragukan lagi, kalau dikatakan bahwa New York adalah salah satu
kota paling menawan di dunia. Kota dimana perputaran roda
kehidupan tidak pernah berhenti dan selalu tampil atraktif. Kota
yang tidak pernah bebas dari kesibukan, dan karena itu mobilitas
kota menjadi bagian persoalan tersendiri. Kota yang ternyata juga
menjadi tujuan untuk mengadu peruntungan bagi kaum pendatang,
termasuk pendatang (haram) dari Indonesia.
Inilah New York.
Kota dengan sekitar 7,5 juta penduduknya dan berelevasi sekitar
16 m di atas permukaan air laut. Tempat dimana Frank Sinatra
pernah menghayalkan ingin bangun pagi di sebuah kota yang tidak
pernah tidur, dalam lagunya : New York, New York
-
(Bersambung)
Yusuf Iskandar
Gedung
kembar World Trade Center
Gedung
pencakar langit di New York